CINTA PUDAR KERENA UN
Sepulang
sekolah aku diajak Fian ke curuk Bonosari yang berada di pegunungan. Yang
berada di Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Waktu itu aku masih
mengenakan seragam sekolah, tak sempat untuk berganti baju karena Fian mengajak
dengan nada panik seperti ada sesuatu yang telah terjadi di sana. 1 jam
kemudian kami pun sampai disana. Ternyata pikiranku benar Fian sudah berjanjian
dengan Riska pacar Fian saat itu. Tak lama berbincang-bincang Fian menyuruhku
pulang. Namu dia dan Riska tak pulang melainkan akan jalan-jalan entah kemana
aku tak tahu.
Keesokan paginya Fian menyapaku
“Rend maafin aku yaaa . . . . kemarin aku udah ninggalin kamu
sendirian untuk kencan bersama Riska” (sambil menepuk pundakku dengan nada
memohon)
“OK taka apa apa ko
yan, yang penting kamu bahagia aku pun bahagia jawabku”
“Ok deh kalau begitu ntar aku kenalin deh kamu sama teman
Riska, ucapnya”
“aku pun menjawab ngak usah deh makasih”
Bel sekolahpun berbunyi tet tet tet (kami pun berjalan ke
kelas masing-masing). Waktu itu aku di kelas XII IPA sedangkan Fian di kelas
XII IPS.
Hai para Pembaca Kenalin namaku Rendi Dwi Saputra. Aku adalah
sahabat Fian sejak dari kecil kami selalu bersama SD SMP SMA pun sama. Namun
kini dia mengambil jurusan IPS sedangkan aku IPA. Hal itu tak membuat
persahabatan kita hancur karena kita selalu bermain bersama kalo sepulang
sekolah.
Hingga pada suatu saat Fian mengenalkan seorang perempuan
kepadaku.
“Rend kenalin ini
Wulan, Wul kenalin ini Rendi ucap Fian”
Hai wulan sapaku…. Dia hanya tersenyum J kemudian kami pun berkenalan
bicara panjang lebar ngalor ngidul, ternyata Wulan sama kaya aku dia jurusan
IPA namun berbeda sekolah. Dia bersekolah di SMA N 1 Gombong atau satu sekolah
dengan Riska pacar Fian. Sedangkan Aku sekolah di SMA N 2 Gombong. Tak terasa
telah 1 jam aku ngobrol bersamanya, dan tiba-tiba aku baru menyadari kalau Fian
tak bersamaku. Akhirnya aku mengajak Wulan untuk pulang
“wul pulang yuk, rumahmu ada di mana ntar aku anterin,
ucapku”
“ngak usah ren, rumahku dekel ko di ujung jalan itu”
“Ok deh aku pulang dulu ya Wul bye . . . sampai jumpa besok“
“bye Rendi . . .”
Tak lama setelah aku sampai di rumah HPku berbunyi tolalit
tolalit tanda bahwa satu pesan masuk, ternyata yang sms adalah Wulan. Karena
tadi kita bertukaran nomor HP.
“Rend udah sampai rumah apa belom?”
“Iya udah sampai Wul sekitar 15 menit yang lalu,ada apa Wul
kan kita baru saja ketemu tadi. KANGEN yaa . . . candaku”
“Hi Hi Hi ngawur kamu balasnya”
Kamipun sms panjang lebar sampai menjelang magrib.
“Wul udah dulu yaa, aku mau mandi terus salat”
Kemudian aku bergegas ke kamar mandi setelah selesai aku
langsung ke kamar dan salat.
1 bulan terlewati . . .
Aku mengenal sosok
Wulan dan aku begitu nyaman aku pun memutuskan untuk nembak Wulan namun aku
ngak tau caranya. Akhirnya aku minta bantuan ke Fian dan Riska. Fian menjawab
besok kamu pergi ke taman dan pakailah baju ini ntar aku siapkan rencananya.
Heeehehe Ok deh namun jangan aneh aneh ya yan balasku. Siap bos, ucapnya.
Tepat pada hari senin tanggal 27
juni 2011 aku akan nembak Wulan.
Perasaanku campur aduk namun aku beranikan diri untuk menghadapi hari
itu yang tentunya akan menjadi hari yang bersejarah bagi hidupku. Tolalit
tolalit hpku bunyi, “Rend cepat kamu ke taman wulan sudah menunggu, dan kamu
pakai baju yang kemarin aku kasih” bunyi sms tersebut langsung ku balas OK .
Baju itu bertuliskan huruf W. akupun ngak tau apa arti huruf tersebut.
Sepuluh menit aku bersiap-siap dan
kemudian aku beranjak menuju taman, dengan mengendarai sepeda mini milik
adekku. Baru sampai di depan taman Wulan menyapaku
“Hai Rend tumben kamu nyepeda di
taman sendiran lagi”
“Iya nih lagi olah raga sambil
menikmati sore hari yang cerah”
Kemudian aku menuntun sepeda milik
adekku sambil berjalan dengan Wulan. Aku heran ko Wulan mengenakan baju
bertuliskan huruf R pikirku dalam
hati. Apa arti huruf R itu adalah Rendi dan huruf W adalah Wulan. Akhirnya aku pun punya ide untuk menyatakan
perasaanku kepada wulan.
“Wul liat deh baju kita, bajumu
huruf R dan bajuku huruf W. Kamu tau ngak arti huruf itu”
“ngak tau Rend emang kenapa . . . .
?”
”Gini loh Wul, R itu Rendi dan W itu
Wulan”
“WHAT” (ucapnya dengan nada kaget)
“Kenapa Wul kok kaya kaget gitu”
“Ngak ko Rend, Cuma heran aja Rend ko bias ya . . . ?” (sambil menggeleng gelengkan kepalanya)
“padahal ini baju aku beli bareng Riska”
“ Ohh gitu balasku cuek, tunggu ya Wul aku mau kesitu
sebentar “
“Mau kemana sih Rend “
“Kepo ah kamu balasku” (kemudian aku berlari ko balik semak
semak”
5 menik kemudian . . .
Aku kembali dengan membawa setangkai bunga mawar merah yang
baru saja kupetik. Akupun bilang ke Wulan :
“Wul sejak kita pertama kali bertemu aku sudah tepesona
dengan kecantikanmu, dan aku CINTA kamu, mau ngak kamu jadi pacarku. . . . ?”
(Wulanpun tersentak dan suasana menjadi hening sekatika) “Iya
aku mau Rend asal dengan syarat kamu harus bahagiakan aku dan jangan
tinggalkanku”
“Ok Wul akan kupenuhi permintaanmu, dan seketia aku memeluku
wulan sembari membisikan kata aku saying kamu Wulan”
Tiba-tiba ada suara tepuk tangan kemudian aku dan Wulan
menengoknya ternyata itu adalah Fian dan Riska,
“Merka berkata cie cie cie ada yang baru jadian . . . “
aku dan wulan hanya
senyum J J saja tak mengeluarkan sepatah
katapun. Kami akhirnya menikmati suasana sore hari yang romantis dengan
pasangan masing-masing.
6 bulan kemudian . . . .
Aku dan wulan jarang berkomunikasi karena sama-sama sibuk
dengan persiapan ujian. Namun hal itu tak membuat hubunganku menjadi renggang,
melainkan menjadikan hubunganku menjadi romantis.
Ujian pun terlewati dan besoklah pengumuman hasil ujian akan
di bacakan. Aku mencoba menghubungi wulan lewat sms
“Wul ntar sore kita bias ketemu ngak . . . ?”
Tak beberapa lama
wulan membalasnya “Ok jam 3 di taman ya rend”
Setelah itu aku langsung bergegas untuk mandi dan memakai
baju tersebut, aku tampak begitu tampan kalau kata ibuku Wulan pun bilang
seperti itu. Namun ngak tau deh kalau kata anda pembaca . . . ?
“Hai Wul sapaku maaf aku telat“
“Ngak ko aku juga baru sampe rend, oh ya ada apa rend?
ucapnya”
“Gini loh wul besok kan Pengumuman Kelulusan dan aku ingin di
hari pengumuman besok kita sama sama lulus dengan nilai yang bagus supaya kita
bias meneruskan di universitas yang sama”
Wulan menjawab dengan nada lirih “Rend mafin aku yaa aku ngak
bias penuhi keinginanmu, bukannya aku ngak mau kuliah bareng kamu, namun aku di
suruh sama ibuku untuk kuliah di Amrik”
“Oh Amrik” sahutku dengan nada cuek.
“Iya kamu marah yaa . . .?”
Begitu dengar kata itu aku seperti telah tertusuk pisau di
bagian pangkal hati. Mukaku tampak begitu murung dan aku tak mampu lagi untuk
menjawab ucapan Wulan. Seketilang ku berlari meninggalkan Wulan. Sampai tak
sempat mengucapkan salam kepadanya. Begitu sampai di rumak aku langsung
mengurung diri di kamar sampai tak sempat mandi dan makan hanya tangis dan kesedihan
yang ku alami. Hingga pada akhirnya aku tertidur pulas. Entah mimpi apa waktu
aku tidur sampai sampai bangun pun kesiangan. Untung Ibu membangunkanku. Lekas
aku menuju kamar mandi dan setelah mandi aku berpakaian dengan rapi tak lupa
juga mengenakan dasi dan jas. Seperti orang kantoran ucapku dalam hati.
“Rend makan dulu ini udah Ibu siapin ucap ibuku, iya bentar
bu sautku”
Seketika waktu ibu meliatku tampak bengong “tak seperti
biasanya kamu Rend’ ucap ibuku”
“Emang knpa bu ada yang salah ya . . . ?”
“Ngak ko Rend pagi ini kamu kelihatan fres dan tampan”
“Hehehe jadi malu bu, makasih ya ibuku yang cantik godaku”
“Rend . . . Rend . . . Rendi . . . ”
Tampak ada suara Fian di depan rumah,
“Iya bentar yan sahutku”
Kemudian aku menghampiri Fian dan kemudian berangkat bersama.
Karena jarak rumahku ke sekolah tak begitu jauh maka aku dan Fian hanya
berjalan kaki. Di perjalanan ku berikan senyman termanisku kepada semua
tetanggaku. Setelah 20 menit berjalan akhirnya akupun sampai di sekolah. Begitu
sampai aku langsung temui semua teman temanku dan saling berjabat tangan dengan
canda tawa yang begitu ceria.
Waktu menunjukka pukul 08.00 akhirnya acara perpisahan sekaligus
pengumuman dibuka. Pertama adalah acara paduan suara dan kebetulan aku menjadi
anggotanya, lagu INDONESIA RAYA kunyanyikan dengan semangat sampai sampai
merinding ketika semua siswa menyanyikannya dengan berdiri. Begitu selesai
sambutan-sambutan oleh Kepala Sekolahku atau yang akrab di panggil Pak Jenggot,
iya betul karena jenggotnya panjang menjadi beliau di panggil dengan pak
jenggot.
Tak terasa sudah mencapai acara utama yaitu pengumuman dan
dinyatakan semua siswa kelas XII lulus 100% lega rasanya hatiku. Dan saat yang
mendebarkan adalah waktu pengumman peringkat 10 besar. Satu persatu nama di
sebutkan dari : Agus, Wahid, Adi, Anggi, Muhiban, Toat, Hufi, Yudha, Eko,
perasaan sangat berdebar ketika nama terakhir di sebut FIIIAAAN kecewa rasanya
ketika namaku tak di panggil. Namun tibua-tiba pak jenggot memanggil namaku Rendi Dwi Saputra karena mendapatkan
nlai matematika 100.
Sesampai di rumah aku langsung sms ke Wulan,
“Wul alhamdulilah aku lulus dengan jumlah nilai 35 dan
matematika mendapatkan nilai 100. Bagaimanakah hasil ujianmu ucapku”
Namun smsku tak kunjung di bales olehnya. Dan kuputuskan
untuk menuju ke taman namun nihil di taman tak ada tanda-tanda ada Wulan. Kanan
kiri kutengok hanya ada orang sedang pacaran. Tiba-tiba Riska dating
“Hai Rend, lagi nyariin Wulan ya, sapanya”
“iya kamu tahu nga. . . ? balasku”
”Wulan udah pergi ke Amrik tadi sehabis pengumuman langsung
berangkat dan dia hanya titip surat ini”
“Surat apa ini Ris . . .? tanyaku”
“Ngak tahu baca aja Rend”
Surat itu langsung ku baca yang berisi “ucapan permintaan maaf
dari Wulan karena dia telah meninggalkanku dan member tahu kalo jumlah nilai UN
Wulan 38”. Begitu selesai membaca surat itu langsung ku sobek dan ku lemparkan
ke udara serpihan surat itu bertebangan kemana mana. Aku lari meninggalkan Riska
dengan hati kecewa L L hari hariku terlewati dengan hati
yang murung.
2 tahun kemudian . . . .
Aku telah menjadi mahasiswa di Universitan Gajah Mada. Aku
aktif dalam semua kegiatan di sana. Hanya rasa cemburu kalo melihat Riska dan
Fian selalu bersama sama di kampus. Amu aku tetap bersikap dewasa sambil
menunggu kabar dari Wulan kujalani hidupku, sambil mengharap Wulan kembali
untukku. Namun tak ada kabar dari Wulan. Sering sekali terucap kata
“Wul kamu dimana aku saying kamu”
Namun kata-kata itu hanya sia-sia tak tahu Wulan masih ingat
denganku tau ngak. Sering kali aku berpikir untuk mencari pacar lagi namu
karena dalu aku sudah berjanji kepada Wulan akan bahagiakan Wulan dan tidak
meninggalkannya menjadikan aku mengurungkan niatnya untuk mencari pacar lagi.
Bingung dengan keadaan ini di bilang putus tapi belum putus dan di bilang
pacaran namun tak tau kabar satu sama lain. Inilah yang bias disebut dengan Cinta
Pudar Karena UN
L TAMAT L
Profil Penulis :
Nama :
Rendi Dwi Saputra
TTL :
Kebumen, 29 Oktober 1995
Alamat :
desa. Kalitengah Rt 01 Rw 05, kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Sekolah : SMK
MA’Arif 2 GOMBONG
Facebook : https://www.facebook.com/#!/rendy.narty
Twiter : https://twitter.com/Rendi_Sidwi
Ask.fm : http://www.ask.fm/RendiSidwi
Edmodo : https://www.edmodo.com/home#/user?uid=45400613
Webside :
rendidwisaputa.blogspot.com
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEhagJSzSzyHOV2MXepvtZf2zzXW1w0yiwkwopMhDqrobZv_bsTH05poW98VSvGinYa90kwZgp6VZwh9pOs51ZeF5kb5C4hZZgg8PvN7yEe37KTL9FXwsHKK84dFbh2BgXt-Gi7FtmiA8/s1600/1397301957_un.jpg)
Pelangi Cinta R2
Pelangi Cinta R2
Bel berbunyi tel,, tet,, tet,, seketika semua Siswa Siswi berlari kesana kemari mencari ruang kelas masing-masing. Pada saat itu adalah awal tahun ajaran baru 2014/2015 di SMA Tunas Harapan yg berada di Kebumen Barat. Dan aku adalah salah satu murit baru di SMA Tunas Harapan. Namaku Rendi Dwi Saputra tinggal di Kalitengah RT 1 RW 5. Saat itu aku ingin mengambil Jurusan IPA namun karena menerima saran dari Ibu Aku mengurungkan niatnya untuk mengambil IPA dan akhirnya beralih ke IPS.
Jam istirahat pun datang Aku memutuskan untuk berkeliling sambil melihat suasana sekolah. Tiba-tiba pandanganku tertuju ke seorang perempuan yang sedang duduk sendirian di pinggir perpustakaan sekolah. Langkah demi langkah ku lalui dengan pelan supaya wanita itu tak mengetahui keberadaanku. Akhirnya apa yang ku takuti terjadi juga, wanita itu mengetahui keberadaanku dan menatap dengan pandangan yang begitu tajam.
“Hai siapa kamu? Sedang ngapain kamu?” sahut dia.
Sebelum dia meluapkan emosinya Aku pun tinggalkan tempat itu.
Tet,, tet,, tet,, bel pun berbunyi kembali. Aku pun masuk ke ruang kelasku. Tak ku sangka wanita itu berada di kelas yang sama denganku. Dari kejauhan tampak jelas dia sedang memperhatikanku tapi aku pura-puta tidak mengetahuinya. Siang itu terasa begitu lama, kulewati dengan perasaan cemas dan gelisah.Akhirnya terdengar suara tet,, tet,, tet,, bel pulang akhirnya berbunyi “lega hatiku” gumanku dalam hati. Dan sebelum wanita itu melihatku, aku bergegas meninggalkan sekolah.
Keesokan harinya Aku berpapasan dengan wanita yang kemaren ku lihat di pinggir perpustakaan sekolah. Kali ini Dia baru berangkat sekolah dan tampaknya dia di antarkan oleh Ayahnya dengan mobil avanza warna abu-abu.
“Wah anak orang kaya tuh” gumanku dalam hati.
Sambil berjalan menuju kelashatiku aku pun bertanya-tanyadalam hati. “siapakah wanita itu?”
Ketika istirahat aku mencari-cari dia, aku mengelilingi sekolah dan ternyata dia sedang duduk di pinggir perpustakaan sekolah. Aku pun samperin dia.
“Hai, bolehkah aku duduk di sini?” ucapku.
“Hello, kamu kan cwo yang kemarin!! sahut wanita itu.
“Boleh ga ni aku duduk di sini?” aku mengulanginya.
“Boleh-boleh ko, Silakan” ucap dia.
“Trimakasi, dan aku mau minta maaf yang kemari”
“iya udah adu mafin ko, sante aja keles” sautnya.
“Oh ya namaku Rendi, namumu? Tanyaku.
“aku Ratmi, salam kenalnya” sautnya
Akhirnya kami pun bercakap-cakap dan bel pun berbunyi tet,, tet,, tet,, kami pun berjalan bersama menuju kelas. Sesampainya di depan kelas aku ber kata.
“Ratmi ini aku kasih surat undangan dan mohon datang ya” ucapku
“Ok aku usahain ya Rend” sautnya.
Surat itu berisi undangan untuk datang ke taman nanti sore.
Kutengok kanan kiri tampak cuma pepohonan tak ada seorangpun. Namun beberapa saat kemudian tampak seorang wanita di kejauan yang sedang duduk di pinggir danau. Tanpa berpikir panjang aku samperin dan betul dugaanku dia adalah Ratmi orang yang aku tungguin sejak tadi.
“Hai ngapain kamu di sini?” tanyaku.
“Kamu liat nda aku sedang duduk sambil memandangi sebuah pelangi yang tampak indah di sebrang danau” jawab dia.
“Bolehkah aku duduk di sebelahmu?” tanyaku.
“Silakan-silakan” ucapnya.
“Emang iya kalo di perhatiin pelangi itu tampak indah seperti keindahan cintamu” sautku.
“Kamu lebai, aku nda suka sama cwo lebai tau” jawab dia sedikit emosi.
Kita bun duduk di tepi danau sampai pelangi itu menghilang. Tak terasa hari sudah beranjak petang, kami pun memutuskan pulan ke rumah masing-masing.
“bye,,,,”
“bye,,,”
Keesookan harinya kita makan bersama di kantin, aku sama dia pun terlihat sangat akrab. Bercanda bersama bergurau bahkan belajar bersama itulah yang kami lakukan setahun terakhir. Dan waktu begitu cepat berlalu tak terasa sudah 1th aku mengenal dia. Dan sekarang aku duduk di kls XII IPS 1. Yang dulunya aku pendiem semenjak kenal Ratmi aku menjadi super aktif. Tak jarang ku jaili dia dengan sebutan-sebutan konyo. Pernah aku memanggilnya “BEBEK” namu dia tak beri tanggapan dan hanya senyum-senyum saja.
Pada suatu ketika aku memberikan dia sebuah surat yang intinya mengajak bertemu di taman yang dulu dan aku memberinya sebuah baju couple.
Hari itu pun tiba, Tak lama ku menunggunya dia pun datang dengan mengenakan baju couple warna putih yang aku kasi bersamaan surat itu.
“Ko Baju kita beda? Punyaku YOU dan punyamu I” tanya dia.
“Iya nanti kamu juga tau” sahutku.
Kami pun berjalan bersama mengelilingi danau, sambil bercanda ria. Tak terasa kaki terasa pegal aku pun memutuskan untuk istirahat sebentar. Di saat sedang istirahat pandanganku tertuju terhadap sebuah perah kecil yang sedang bersandar di tepi dananu. Singkat cerita aku menarik tangan Ratmi dan mengajaknya untuk naik ke atas perahu. Dayung kanan dayung kiri sampai akhirnya berada di tengah-tengah danau. Di sekeliling kita pun tampak begitu sepi tak ada satu orangpun kecuali kami ber dua. Di saat sedang asiknya menikmati pemandangan danau tiba-tiba awan hitam pun muncul dan “bres” hujan pun turun dengan lebatnya. Ku kerahkan semua kemampuanku untuk mendayung agar perahu kecil ini sampe ke tepi danau. Dan akhirnya kami pun berlari mencari tempat untuk berteduh.
Tak lama kemudian hujan pun reda dan berganti dengan sinar matahari yang tadinya sempat menghilang bagaikan di telan awan hitam. Begitu jelas sebuah pelang mulai muncul di sebrang danau. Ku pandangi pelangi itu, lama-lama tampak aneh dengan pelanginya, tak ku kira pelangi itu tampak seperti lambang LOVE dan aku seketika menyuruh Ratmi untuk membaca tulisan yang ada di bajuku kemudian melihat pelangi itu dan di teruskan dengan tulisan di bajunya. Dan dia berkata “I LOVE YOU” sejak itu juga aku mengatakan “aku cinta kamu dan maukah kamu jadi pacarku” suasana pun menjadi hening sesaat..
Aku memberi pilihan kepadanya apabila menerima julurkan tanganmu ke pelangi itu dan apabila kamu menolaknya julurkan tanganmu ke danau. Tak begitu lama Ratmi mulai menjulurkan tangannya, saat itu hatiku berdebar-debar serasa mau copot. Ternyata oh ternyata Ratmi menjulurkan tangannya ke PELANGI. Aassssiiikkkkkkkk teriakku sangat keras dengan bersujud sukur.
“Bolehkah aku mencium tanganmu?” tanyaku.
“Heee gimana yaa..??? boleh ko nihhh” sahutnya.
Seketika aku pun mencium tangannya. Tak sadar ternyata pelangi itu sudah hilang dan matahari mulai menghilangkan batang hidungnya bagaikan di telan oleh danau. Sore pun beranjak menjadi malam akhirnya kami pun meninggalkan danau. Aku antarkan Ratmi dengan Motor Fulsarku yang berwarna merah. Di perjalanan kami masih bergurau bersama, tak terasa nyampai juga di depan pintu gerbang rumah Ratmi.
Ratmi pun bekata “Rend main dulu sini sekalian munum teh anget”
“nda ah makasih aja rat, takut Ibu nyariin aku ini kan udah malam” sahutku.
“Hati-hati ya Rend” ucapnya.
Brem,, brem,, brem,, aku pun meninggalkannya.
Keesokan harinya aku menjemput Ratmi di rumahnya.
“Hai Cantik, sudah siapkah pangeran antar ke sekolah?” tanyaku.
“Hello Ganteng, siap bos ayo berangkat” saut Ratmi.
Hari demi hari kita lewati bersama, dan setiap hari minggu awal bulan kita selalu menyempatkan untuk datang ke taman sekedar untuk memandangi keindahan danau. Tak lupa setiap kami datang ke dananu kami selalu mengenakan baju couple warna putih, walau tak setiap kami datang ada pelangi.
Hari hariku tampak lebih berwarna dengan sosok wanita yang selalu bercahaya seperti sebuah pelangi yang kaya dengan keberagaman warnanya...
R2 Rendi & Ratmi
Bel berbunyi tel,, tet,, tet,, seketika semua Siswa Siswi berlari kesana kemari mencari ruang kelas masing-masing. Pada saat itu adalah awal tahun ajaran baru 2014/2015 di SMA Tunas Harapan yg berada di Kebumen Barat. Dan aku adalah salah satu murit baru di SMA Tunas Harapan. Namaku Rendi Dwi Saputra tinggal di Kalitengah RT 1 RW 5. Saat itu aku ingin mengambil Jurusan IPA namun karena menerima saran dari Ibu Aku mengurungkan niatnya untuk mengambil IPA dan akhirnya beralih ke IPS.
Jam istirahat pun datang Aku memutuskan untuk berkeliling sambil melihat suasana sekolah. Tiba-tiba pandanganku tertuju ke seorang perempuan yang sedang duduk sendirian di pinggir perpustakaan sekolah. Langkah demi langkah ku lalui dengan pelan supaya wanita itu tak mengetahui keberadaanku. Akhirnya apa yang ku takuti terjadi juga, wanita itu mengetahui keberadaanku dan menatap dengan pandangan yang begitu tajam.
“Hai siapa kamu? Sedang ngapain kamu?” sahut dia.
Sebelum dia meluapkan emosinya Aku pun tinggalkan tempat itu.
Tet,, tet,, tet,, bel pun berbunyi kembali. Aku pun masuk ke ruang kelasku. Tak ku sangka wanita itu berada di kelas yang sama denganku. Dari kejauhan tampak jelas dia sedang memperhatikanku tapi aku pura-puta tidak mengetahuinya. Siang itu terasa begitu lama, kulewati dengan perasaan cemas dan gelisah.Akhirnya terdengar suara tet,, tet,, tet,, bel pulang akhirnya berbunyi “lega hatiku” gumanku dalam hati. Dan sebelum wanita itu melihatku, aku bergegas meninggalkan sekolah.
Keesokan harinya Aku berpapasan dengan wanita yang kemaren ku lihat di pinggir perpustakaan sekolah. Kali ini Dia baru berangkat sekolah dan tampaknya dia di antarkan oleh Ayahnya dengan mobil avanza warna abu-abu.
“Wah anak orang kaya tuh” gumanku dalam hati.
Sambil berjalan menuju kelashatiku aku pun bertanya-tanyadalam hati. “siapakah wanita itu?”
Ketika istirahat aku mencari-cari dia, aku mengelilingi sekolah dan ternyata dia sedang duduk di pinggir perpustakaan sekolah. Aku pun samperin dia.
“Hai, bolehkah aku duduk di sini?” ucapku.
“Hello, kamu kan cwo yang kemarin!! sahut wanita itu.
“Boleh ga ni aku duduk di sini?” aku mengulanginya.
“Boleh-boleh ko, Silakan” ucap dia.
“Trimakasi, dan aku mau minta maaf yang kemari”
“iya udah adu mafin ko, sante aja keles” sautnya.
“Oh ya namaku Rendi, namumu? Tanyaku.
“aku Ratmi, salam kenalnya” sautnya
Akhirnya kami pun bercakap-cakap dan bel pun berbunyi tet,, tet,, tet,, kami pun berjalan bersama menuju kelas. Sesampainya di depan kelas aku ber kata.
“Ratmi ini aku kasih surat undangan dan mohon datang ya” ucapku
“Ok aku usahain ya Rend” sautnya.
Surat itu berisi undangan untuk datang ke taman nanti sore.
Kutengok kanan kiri tampak cuma pepohonan tak ada seorangpun. Namun beberapa saat kemudian tampak seorang wanita di kejauan yang sedang duduk di pinggir danau. Tanpa berpikir panjang aku samperin dan betul dugaanku dia adalah Ratmi orang yang aku tungguin sejak tadi.
“Hai ngapain kamu di sini?” tanyaku.
“Kamu liat nda aku sedang duduk sambil memandangi sebuah pelangi yang tampak indah di sebrang danau” jawab dia.
“Bolehkah aku duduk di sebelahmu?” tanyaku.
“Silakan-silakan” ucapnya.
“Emang iya kalo di perhatiin pelangi itu tampak indah seperti keindahan cintamu” sautku.
“Kamu lebai, aku nda suka sama cwo lebai tau” jawab dia sedikit emosi.
Kita bun duduk di tepi danau sampai pelangi itu menghilang. Tak terasa hari sudah beranjak petang, kami pun memutuskan pulan ke rumah masing-masing.
“bye,,,,”
“bye,,,”
Keesookan harinya kita makan bersama di kantin, aku sama dia pun terlihat sangat akrab. Bercanda bersama bergurau bahkan belajar bersama itulah yang kami lakukan setahun terakhir. Dan waktu begitu cepat berlalu tak terasa sudah 1th aku mengenal dia. Dan sekarang aku duduk di kls XII IPS 1. Yang dulunya aku pendiem semenjak kenal Ratmi aku menjadi super aktif. Tak jarang ku jaili dia dengan sebutan-sebutan konyo. Pernah aku memanggilnya “BEBEK” namu dia tak beri tanggapan dan hanya senyum-senyum saja.
Pada suatu ketika aku memberikan dia sebuah surat yang intinya mengajak bertemu di taman yang dulu dan aku memberinya sebuah baju couple.
Hari itu pun tiba, Tak lama ku menunggunya dia pun datang dengan mengenakan baju couple warna putih yang aku kasi bersamaan surat itu.
“Ko Baju kita beda? Punyaku YOU dan punyamu I” tanya dia.
“Iya nanti kamu juga tau” sahutku.
Kami pun berjalan bersama mengelilingi danau, sambil bercanda ria. Tak terasa kaki terasa pegal aku pun memutuskan untuk istirahat sebentar. Di saat sedang istirahat pandanganku tertuju terhadap sebuah perah kecil yang sedang bersandar di tepi dananu. Singkat cerita aku menarik tangan Ratmi dan mengajaknya untuk naik ke atas perahu. Dayung kanan dayung kiri sampai akhirnya berada di tengah-tengah danau. Di sekeliling kita pun tampak begitu sepi tak ada satu orangpun kecuali kami ber dua. Di saat sedang asiknya menikmati pemandangan danau tiba-tiba awan hitam pun muncul dan “bres” hujan pun turun dengan lebatnya. Ku kerahkan semua kemampuanku untuk mendayung agar perahu kecil ini sampe ke tepi danau. Dan akhirnya kami pun berlari mencari tempat untuk berteduh.
Tak lama kemudian hujan pun reda dan berganti dengan sinar matahari yang tadinya sempat menghilang bagaikan di telan awan hitam. Begitu jelas sebuah pelang mulai muncul di sebrang danau. Ku pandangi pelangi itu, lama-lama tampak aneh dengan pelanginya, tak ku kira pelangi itu tampak seperti lambang LOVE dan aku seketika menyuruh Ratmi untuk membaca tulisan yang ada di bajuku kemudian melihat pelangi itu dan di teruskan dengan tulisan di bajunya. Dan dia berkata “I LOVE YOU” sejak itu juga aku mengatakan “aku cinta kamu dan maukah kamu jadi pacarku” suasana pun menjadi hening sesaat..
Aku memberi pilihan kepadanya apabila menerima julurkan tanganmu ke pelangi itu dan apabila kamu menolaknya julurkan tanganmu ke danau. Tak begitu lama Ratmi mulai menjulurkan tangannya, saat itu hatiku berdebar-debar serasa mau copot. Ternyata oh ternyata Ratmi menjulurkan tangannya ke PELANGI. Aassssiiikkkkkkkk teriakku sangat keras dengan bersujud sukur.
“Bolehkah aku mencium tanganmu?” tanyaku.
“Heee gimana yaa..??? boleh ko nihhh” sahutnya.
Seketika aku pun mencium tangannya. Tak sadar ternyata pelangi itu sudah hilang dan matahari mulai menghilangkan batang hidungnya bagaikan di telan oleh danau. Sore pun beranjak menjadi malam akhirnya kami pun meninggalkan danau. Aku antarkan Ratmi dengan Motor Fulsarku yang berwarna merah. Di perjalanan kami masih bergurau bersama, tak terasa nyampai juga di depan pintu gerbang rumah Ratmi.
Ratmi pun bekata “Rend main dulu sini sekalian munum teh anget”
“nda ah makasih aja rat, takut Ibu nyariin aku ini kan udah malam” sahutku.
“Hati-hati ya Rend” ucapnya.
Brem,, brem,, brem,, aku pun meninggalkannya.
Keesokan harinya aku menjemput Ratmi di rumahnya.
“Hai Cantik, sudah siapkah pangeran antar ke sekolah?” tanyaku.
“Hello Ganteng, siap bos ayo berangkat” saut Ratmi.
Hari demi hari kita lewati bersama, dan setiap hari minggu awal bulan kita selalu menyempatkan untuk datang ke taman sekedar untuk memandangi keindahan danau. Tak lupa setiap kami datang ke dananu kami selalu mengenakan baju couple warna putih, walau tak setiap kami datang ada pelangi.
Hari hariku tampak lebih berwarna dengan sosok wanita yang selalu bercahaya seperti sebuah pelangi yang kaya dengan keberagaman warnanya...
R2 Rendi & Ratmi
Kontributor Rendi Dwi Saputra
Frofil Penulis :
Nama : Rendi Dwi Saputra
TTL : Kebumen 29 Oktober 1995
Alamat : ds Kalitengah kec Gombong kab Kebumen Jawa Tengah
Email : rendidwisaputra14@gmail.com
facebook : https://www.facebook.com/rendy.narty
Twiter : https://twitter.com/Rendi_Sidwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar